Pentinganya Seni Dalam Kehidupan Manusia
Pentinganya Seni Dalam Kehidupan Manusia
Seni memiliki peranan dalam pengembangan kreativitas, kepekaan rasa dan inderawi, serta kemampuan berseni melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni, dan belajar tentang seni. Bidang-bidang seni seperti musik, tari, teater, rupa, dan media memiliki kekhasan tersendiri berdasarkan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pembelajaran seni, aktivitas berseni harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam gagasan-gagasan keterampilan/keahlian proses kreasi seni serta mengapresiasikan seni dengan cara meng- ilustrasikan pengalaman pribadi, mengeksplorasi (menggali) rasa, melakukan pengamatan dan penelitian (mempelajari) atas elemen, prinsip, proses dan teknik berkarya yang dikaitkan dengan nilai-nilai budaya serta keindahan dalam masyarakat yang beragam.
Peran Seni dalam Identitas Manusia
Melalui seni, kita bisa mengeksplorasi karakteristik integral yang bersembunyi di dalam seluk-beluk diri kita. Kegiatan seni seperti menari, melukis, menulis, dan bahkan menyanyi karaoke di aplikasi yang bertajuk Smule bisa mengamplifikasikan kepercayaan diri kita serta mentranslasikan karakteristik dalam diri yang mungkin terselubung. Peribahasa populer di Indonesia yang berkata “jika tak kenal maka tak sayang” menggarisbawahi bahwa mustahil untuk bisa mencintai diri sendiri jika kita belum mengenal jati diri kita sesungguhnya. Peran seni di sini itu vital. Proses melukis bisa menunjukkan bahwa kita orang yang sabar, sedangkan berpartisipasi di teater mungkin mengeluarkan sifat egois dan sisi manipulatif seseorang. Bahkan, menyanyi bersama orang lain di Smule merupakan manifestasi dari sifat karismatik yang terpendam sekian lamanya. Seni secara tidak langsung mengekspos dimensi lain dari diri kita, baik sisi yang bersifat positif maupun negatif. Dengan demikian, kegiatan seni memungkinkan kita untuk mengenal jati diri kita sebagai manusia sehingga mempermudah diri kita juga untuk bisa mencintai diri sendiri.
Peran Seni dalam Kebahagiaan Manusia
Selain menciptakan karya seni, kita bisa memperkuat self-love dalam diri dengan hanya sekadar menikmati seni. Menikmati berbagai macam bentuk seni seperti teater, seni visual, opera, film, televisi, buku, dan bahkan lagu-lagu K-Pop itu terapeutik dan meriangkan. Walaupun buku fiksi seperti Harry Potter tidak sekompleks the Handmaid’s Tale dan kartun Upin dan Ipin tidak semegah lukisan Monalisa, seni dapat mencolek sisi positif kita dan mewarnai dunia dalam wujud apa pun. Melalui bentuk baik visual maupun audio, seni juga menyuguhkan peristiwa realistis dan intim dari hidup kita. Alhasil, seni pun dapat menstimulasikan semua pancaindra kita dan mengintensifikasikan rasa empati kita terhadap sesama.
Walaupun tidak ditugaskan untuk memusnahkan horcrux-nya Voldemort atau melarikan diri dari Kak Ros, kita bisa berempati dengan perjuangan dan kepedihan yang karakternya alami di dalam cerita. Seni menunjukkan bahwa di dunia ini bukan hanya diri kita yang merasakan kegelisahan ataupun depresi, melainkan semua orang. Seni juga memfasilitasi wadah untuk menghiraukan kesedihan di dunia dan hanya menikmati keindahan yang dunia dapat persembahkan. Seni tidak akan seefektif anti-depressants dalam memulihkan depresi dan rasa kecemasan yang melekat di dalam diri, tetapi seni bisa menjadi eliksir untuk mengamplifikasikan self-love dan kebahagiaan.
Peran Seni dalam Keterampilan Hidup
Seni bukan hanya mengekspos identitas dan menghibur kita, melainkan juga wadah kreativitas yang bisa mengasah berbagai macam keterampilan untuk hidup. Dramawan populer, Oscar Wilde, memproklamirkan “all art is quite useless” yang artinya 'seni sangat tidak berguna'. Walaupun kurikulum edukasi kerap sekali menggarisbawahi kepentingan mata pelajaran yang berbasis program Science, Technology, Engineering, and Math (STEM), jarang sekali sekolah menekankan peran seni dalam meningkatkan keterampilan hidup atau life-skills.
Kelas drama atau teater mengajar anak muda untuk menjadi individu yang berani dan berempati. Kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi pun akan juga diasah yang sesungguhnya penting untuk mengembangkan rasa kepercayaan diri. Kegiatan seni visual seperti melukis dan desain menantang individu untuk mengamati bahwa tidak semuanya seperti apa yang terlihat. Ini krusial untuk menyadarkan diri kita bahwa konten yang dipresentasikan di media sosial itu superfisial dan kita tidak sejelek yang kita kira. Bahkan, kegiatan musik mengajarkan harmoni suara dan logika sehingga kita bisa menelisik dunia dengan kritis.
penulis : Yurika Patricia
Komentar
Posting Komentar